dr.Bambang Widjanarko SpOG
Fak.Kedokteran Universitas Muhammadiyah Jakarta
OOGENESIS
Pembentukan sel telur berlangsung di dalam ovarium. Tidak seperti pada pria, tahap awal produksi sel telur pada wanita sudah berlangsung sejak dalam rahim.. Oogonium ( diploid stem cell ) mengalami pembelahan mitosis untuk menghasilkan oogonium lain dan oosit primer. Pada janin wanita usia 20 minggu, proses diatas mencapai puncaknya dan terbentuk sekitar 4 juta oosit. Pada saat dilahirkan, jumlah oosit yang tersisa kira-kira 1 – 2 juta. Masing – masing akan mulai menjalani langkah pertama pembelahan meiotik dan kemudian berhenti.
Tidak terjadi perkembangan lebih lanjut bertahun – tahun sampai bayi tersebut mendapatkan kematangan seksual dan oosit primer mulai berkembang, biasanya hanya satu oosit primer yang mengalami perkembangan sampai matur.
Oosit primer tumbuh membesar dan menyelesaikan pembelahan meiotik pertama untuk membentuk oosit sekunder yang besar dan badan polar yang kecil .
Polar Body pertama tidak menjalani pembelahan meiotik II, proses ini terjadi pada oosit sekunder sebagai metafase meiosis II dan kemudian proses berhenti.
Proses meiosis II akan berlangsung lebih lanjut secara sempurna hanya bila terjadi fertilisasi. Masuknya sperma akan mengawali perjalanan proses meiosis II tersebut.
SPERMATOGENESIS
Spermatogonium
Spermatogonium (plural: spermatogonia) adalah gametogenium intermediate pada pria ( germ cell ) dalam rangkaian proses pembentukan spermatozoa.Terdapat 3 jenis :
- Sel tipe A (d) dengan inti gelap. Sel-sel ini akan memperbanyak diri untuk memberi pasokan spermatogonium yang konstan untuk kepentingan spermatogenesis
- Sel tipe A (p), dengan inti pucat. Sel-sel ini akan mengalami pembelahan mitosis untuk menghasilkan sel tipe B
- Sel tipe B, sel ini akan membelah diri untuk menghasilkan spermatosit primer.
Masing-masing spermatosit sekunder selanjutnya akan menjalani proses meiosis II untuk menghasilkan 2 buah spermatid haploid. Jadi, dari satu buah spermatid primer akan terbentuk empat buah spermatid haploid.
Dinding tubulus seminiferus memiliki spermatogonium diploid, stem cell yang merupakan prekursor sperma
Spermatogonium mengalami pembelahan untuk memperbanyak jumlah spermatogonium atau mengalami diferensiasi menjadi spermatosit.
Proses meiosis terjadi sehingga masing – masing spermatosit menghasilkan 4 spermatid haploid. Proses ini memerlukan waktu sekitar 3 minggu
Setelah kehilangan sebagian dari sitoplasmanya , spermatid kemudian mengalami diferensiasi menjadi sperma.
Sperma :
Morfologi , sel sperma terdiri dari :- Bagian KEPALA : di bagian ujung terdapat acrosome, berisi kromosom haploid yang inaktif
- Bagian TENGAH : terdapat mitokondria dan sentriole
- EKOR
Gambaran "electron microsccope" sel sperma
Pria dewasa memproduksi sekitar 100 juta sperma setiap hari dan secara bertahap menuju ke epididimis untuk mengalami pematangan selanjutnya. Lingkungan asam dalam epidedimis mempertahankan sperma matur tetap inaktif.
Selain memproduksi sperma, testis adalah organ endokrin yang menghasilkan testosteron yang berperanan penting dalam perkembangan karakteristik seks sekunder seperti jakun, suara yang berat dan bentuk tubuh yang maskulin. Selain itu testosteron juga berpoeran dalam pembentukan sperma.
Testosteron dibentuk di sel interstitsial antara tubulus seminiferus.
email : dodo.widjanarko@gmail.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar