Pages

Selasa, 10 November 2009

2. GONADOTROPIN

dr.Bambang Widjanarko,SpOG :

clip_image002

Struktur LH dan FSH

Hipofisis memproduksi 2 gonadotropin yaitu LHLuteinizing Hormone dan FSHFollicle Stimulating Hormone yang penting bagi keberlangsungan fungsi gonad dan sistem reproduksi manusia.

Kelompok utama hormon hipofisis anterior : kelompok glikoprotein

  • TSHthyroid stimulating hormone
  • LH - Luteinizing hormone
  • FSHFollicle stimulating hormone

Kelompok kedua hormon hipofisis anterior :

  • GHgrowth hormone
  • Prolaktin

Kelompok ketiga :

  • Adrenocorticotropin
  • Lipotropin
  • Melanotropin
  • Endorfin

LH, FSH dan TSH secara struktur memiliki kemiripan satu sama lain dan dibentuk oleh dua subunit protein yang berbeda yaitu α dan β. Gonadotropin yang spesifik untuk kehamilan yaitu hCG human chorionic gonadotropin merupakan glikoprotein keempat yang terbentuk dari rantai α dan β. Subunit α untuk keempat glikoprotein tersebut identik, dan pada masing masing glikoprotein tersebut memiliki rantai β yang spesifik.

clip_image004

Regulasi FSH dan LH

Pengaturan fungsi gonadotropin di modulasi oleh :

  1. Faktor hipotalamus melalui GnRH
  2. Faktor hipofisis ( regulasi autokrin )
  3. Umpan balik gonad ( steroid dan peptida repoduksi )

Siklus ovulatoar normal dapat dibagi menjadi :

  • Fase Folikular
  • Fase luteal

Fase folikular bermula saat awal menstruasi dan mencapai puncaknya pada lonjakan LH praovulasi. Fase luteal diawali dengan lonjakan LH praovulasi sampai hari pertama haid.

GnRH di sintesis dalam nukleus arkuatus dan disalurkan sepanjang akson sel neuroendokrin melalui eminensia mediana hipotalamus. Pelepasan GnRH dilakukan dalam bentuk pulsasi dan dalam keadaan basal frekuensinya satu denyut setiap jam. Frekuensi pelepasan GnRH paling cepat terjadi pada fase folikular dan sedikit melambat pada fase luteal awal dan paling lambat pada fase luteal lanjut, Frekuensi denyut yang cepat akan membantu sekresi LH dan frekuensi denyut yang lambat membantu pelepasan FSH. Denyut yang lambat pada fase lueal lanjut dibutuhkan untuk meningkatkan kadar FSH yang penting untuk memulai siklus menstruasi lebih lanjut.

Penurunan kadar estradiol dan progesteron akibat regresi corpus luteum dari siklus sebelumnya mengawali kenaikan kadar FSH melalui mekanisme umpan balik negatif yang merangsang pertumbuhan folikel dan sekresi estradiol. Dengan rendahnya kadar estradiol terjadi mekanisme umpan balik negatif yang akan menyebabkan pelepasan LH dari hipofisis. Dengan meningkatnya kadar estradiol pada akhir fase proliferasi terjadi mekanisme umpan balik positif sehingga terjadi lonjakan LH dan ovulasi. Progestin yang terdapat dalam pil KB menyebabkan terjadinya umpan balik negatif pada GnRH sehingga tidak terjadi pelepasan hormon gondadotropin dan tidak terjadi ovulasi.

Selama fase luteal, baik LH maupun FSH akan ditekan melalui efek umpan balik negatif dari meningkatnya kadar estradiol dan progesteron sirkulasi. Inhibisi akan terus berlangsung sampai kadar estradiol dan progesteron menurun menjelang akhir fase luteal akibat regresi corpus luteum saat tidak terjadi kehamilan. Efek akhir adalah meningkatnya kadar FSH yang menyebabkan pertumbuhan folikel baru pada siklus berikutnya. Dalam keadaan tidak terjadi kehamilan durasi fungsi corpus luteum umumnya 14 hari setelah lonjakan LH.

Inhibin , Aktivin dan Folistatin

Inhibin, aktivin dan folistatin adalah peptida yang diproduksi ovarium, testis, hipofisis dan plasenta yang mempengaruhi fungsi gonadotropin. Sesuai dengan namanya, inhibin berperan menurunkan fungsi gonadotropin dan aktivin berperan dalam menstimulasi fungsi gonadotropin.

Folistatin adalah peptide hipofisis dan perannya adalah inhibisi gonadotropin namun potensinya hanya sepertiga inhibin.

Steroid gonad menggunakan kontrol umpanbalik negatif dalam mengendalikan sintesa dan sekresi FSH dan LH. Pada sel-sel gonadotropin di hipofisis dan sejumlah neuron hipotalamus memiliki reseptor estrogen, progesteron dan androgen.

Mekanisme kerja gonadotropin

Reseptor hormon glikoprotein terdapat pada membran plasma sel target di gonad. Ditemukan reseptor FSH dan LH yang berbeda. Reseptor LH dan FSH terdapat di dalam membran plasma sel sel granulosa sel ovarium dan sel Serttoli di Testis. FSH menyebabkan proliferasi sel granulosa di sekitar folikel yang sedang berkembang dan biosintesis estrogen oleh sel ini. Setelah ovulasi, sel teka sekeliling folikel ovarium yang sudah pecah di ubah menjadi corpus luteum. Corpus Luteum merespon stimulasi LH dengan memproduksi progesteron.

Pada pria, FSH menstimulasi spermatogenesis dalam epitel seminiferus dan produksi “protein binding androgen”, aromatase dan inhibin oleh sel Sertoli. LH menstimulasi produksi testosteron oleh sel Leydig. Testosterone meningkatkan maskulinisasi pada lokasi target perifer setelah dikonversi menjadi metabolit yang lebih poten yaitu dehidrotestosteronDHT


dr.Bambang Widjanarko,SpOG

email : dodo.widjanarko@gmail.com

1. KELENJAR HIPOFISIS

dr.Bambang Widjanarko, SpOG:


clip_image002

Struktur dan Fungsi

Kelenjar hipofisis berada di dasar otak di bawah hipotalamus dalam sella tursica dan dipisahkan dari cavum cranii oleh kondensasi duramater yang menutup sella tursica ( diafragma sellae )

Kelenjar hipofisis terdiri dari 2 bagian utama yaitu :

1. Neurohipofisis

terdiri dari :
    • Lobus posterior ( pars nervosa )
    • Tangkai hipofisis ( infundibulum )
    • Eminensia medialis

Neurohipofisis berasal dari jaringan neural dan mempunyai hubungan langsung dengan hipotalamus dan susunan saraf pusat.

2. Adenohipofisis

terdiri dari :

    • Pars distalis ( lobus anterior )
    • Pars intermedia ( lobus intermedialis )
    • Pars tuberalis

Adenohipofisis berasal dari jaringan ektoderm

Jalinan arteri pada eminensia medialis dan infundibulum ( sistem portal hipofisis ) merupakan sarana utama transportasi sekresi hipotalamus menuju hipofisis anterior.

Hipofisis posterior merupakan tempat penyimpanan dua buah hormon yang diproduksi oleh hipotalamus :

  • Oksitosin
  • Arginine vasopresin (ADH-antidiuretic hormone)

Hipofisis anterior memproduksi hormon tropik dibawah kendali regulasi hipotalamus melalui perantaraan sinyal neuroendokrin yang berjalan melalui sirkulasi disekitar infundibulum. Terdapat 5 buah jenis sel dalam hipofisis anterior yang terkait dengan produksi hormon tropik yaitu :

  1. Gonadotrof
  2. Laktotrof
  3. Somatotrof
  4. Tirotrof
  5. Kortikotrof

Sel – sel tersebut secara spesifik bertanggung jawab terhadap produksi dan sekresi dari :

  1. FSHfollicle stimulating hormone
  2. LH Luteinizing hormone
  3. Prolaktin
  4. GHGrowth Hormone
  5. ACTHAdrenocorticotropic hormone

Sel – sel tirotrof dan gonadotrof secara histologis sangat mirip sehingga produk sekresinya berupa LH,FSH dan TSH-thyroid stimulating hormone merupakan glikoprotein yang terdiri dari dua rantai subunit α dan β. Subunit α FSH,LH dan TSH adalah identik dan juga terdapat dalam hCG-human chorionic gonadotropin. Pada berbagai hormon tersebut yang berbeda adalah rantai Subunit β.

Pengendalian aktivitas kelenjar hipofisis sebagian besar dilakukan oleh hipotalamus melalui suatu proses mekanisme umpan-balik ( feedback mechanisme ). Sel-sel pada nukleus hipotalamus yang mengendalikan hipofisis memiliki beberapa fungsi. Sel – sel tersebut dapat menerima sinyal dari pusat yang lebih tinggi didalam otak, atau membangkitkan sinyal saraf tersendiri dan memiliki kemampuan neuroendokrin.

Beberapa sinyal saraf intrinsik yang berhubungan dengan sistem reproduksi dibentuk di dalam hipotalamus. Sinyal ini berasal dari suatu generator denyut ( pulse generator ) untuk GnRHGonadotropin Releasing Hormone dan dari neuron dopaminergik yang projeksinya menuju ke eminensia mediana hipotalamus. Pada keadaan basal, GnRH disekresi oleh hipotalamus dalam bentuk pulsasi dengan frekuensi 1 denyut per jam dan frekuensi ini berubah selama siklus menstruasi.

GnRH merupakan hormon tropik utama dalam regulasi fungsi sel gonadotropin sehingga memegang peranan penting dalam sistem reproduksi disamping TRHthyrotropin releasing factor dan PIFprolactine inhibiting factor.

Prolaktin

Prolaktin diproduksi oleh sel laktotrof. Diantara hormon hipofisis, prolaktin memiliki keunikan tertentu oleh karena sekresinya berada dibawah kendali inhibisi tonik hipotalamus dimana tindakan pemotongan tangkai hipofisis akan menyebabkan peningkatan produksi prolatin dan penurunan semua hormon hipofisis. Selain itu, sekresi prolaktin tidak diatur oleh lingkaran mekanisme umpan balik yang klasik. Dua stimulus utama sekresi prolaktin adalah TRH dan estradiol dan stimulator lainnya adalah serotonin, opioid, oksitosin, dan histamine.

Fungsi utama prolaktin dalam sistem reproduksi adalah inisiasi dan pemeliharaan laktasi. Prolaktin dan GHgrowth hormone memiliki kemiripan struktur dan berperan penting dalam fungsi imunologi.

Kelainan tiroid sering ditemui pada masa reproduksi terutama pada wanita. Meskipun sebagian kelainan berasal dari hipotalamus atau hipofisis, aktivitas yang kurang atau berlebihan dari kelenjar tiroid dapat mempengaruhi sistem reproduksi. Jumlah hormone tiroid yang abnormal dapat mempengaruhi sistem reproduksi melalui 2 mekanisme :

  • Efek langsung hormon tiroid terhadap sel sel perifer yang gen nya memiliki elemen respon terhadap tiroid , atau :
  • Efek tak langsung melalui kerja dari TRH atau sekresi prolaktin

Sekresi TSH berada dibawah kendali hipotalamus melalui pelepasan hormone TRH. Produksi organ target seperti tiroksin akan mengatur sekresi TRH dan TSH melalui mekanisme umpan balik negatif pada hipotalamus dan hipofisis.

Pada wanita dengan aktivitas tiroid yang rendah menunujukkan kadar TRH dan TSH yang meningkat dan sebaliknya.

Ritme Sirkadian

Manusia mengalami siklus normal malam dan siang , fungsi vital tubuh berubah dalam periode 24 jam. Ritme ini dikenal sebagai ritme sirkadian dan dipengaruhi oleh lingkungan

Mediator paling penting dalam pengaturan ini adalah melatonin, suatu hormon yang disekresi oleh kelenjar Pineal. Lingkungan gelap akan mengaktivasi sekresi melatonin dan adanya cahaya akan menghambat sekresi melatonin. Sekresi melatonin nokturnal menyebabkan rasa kantuk, penurunan suhu tubuh dan frekuensi denyut jantung.



dr.Bambang Widjanarko, SpOG

e mail : dodo.widjanarko@gmail.com